Baik Akhlaknya Sempurna Imannya
Musim lulusan tiba. Mungkin kalian ada yang melihat ulah kakak-kakak SMU yang lulus ujian. Banyak yang merayakannya dengan corat-coret baju seragam.
Lalu dilanjutkan konvoi berkeliling kota dengan bersepeda motor bersuara bising. Mirip kampanye, atau iring-iringan suporter bola. Tak ada yang peduli dengan kumandang adzan Dzuhur dari masjid. Waduh, kok bisa begitu ya? Apakah merayakan kelulusan seperti itu lebih penting dari shalat?
Nah, adik-adikku yang shalih, perilaku tersebut tentu tak pantas dicontoh, kan? Kakak yakin, kalian pasti tak akan ikut-ikutan cara-cara mereka.
Itu hanyalah satu contoh akhlak yang kurang baik. Banyak contoh lain yang biasa kita jumpai. Misalnya, banyak orang yang masih asyik ngobrol, main catur, nonton televisi, main kartu, nge-game, ketika adzan sudah berkumandang. Ada anak yang marah-marah kepada ibunya, gara-gara tak dibelikan es krim. Ada juga anak yang gemar mengganggu temannya.
Adik-adik, hampir setiap hari kita melihat orang-orang yang berperilaku buruk. Dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan bapak-bapak dan ibu-ibu. Mereka muslim tetapi banyak dari mereka tidak peduli dengan akhlak yang baik dan mulia.
Agama Islam sudah mengajarkan akhlak yang baik. Akhlak mulia sebagai panduan hidup kita. Akhlak yang pernah dicontohkan Rasulullah, nabi kita yang mulia. Akhlak yang menjadi tanda sempurnanya iman kita. Akhlak yang tak membolehkan kita berbuat semaunya, tak peduli aturan agama.
Kehadiran baginda Rasulullah di tengah manusia Jahiliyyah saat itu, di antaranya untuk memperbaiki akhlak mereka. Betapa indahnya akhlak beliau sehingga mampu menjadi daya tarik yang sangat kuat bagi umat manusia hingga hari ini. Akhlaknya yang mulia dikagumi, diteladani para pengikutnya, yang kemudian menjadi shahabatnya yang diridhai. Akhlak mereka adalah teladan bagi kita semua.
Adik-adik, ingatkah kalian cerita tentang jaman jahiliyah. Jaman jahiliyah yaitu masa sebelum diutusnya Nabi Muhammad. Pada waktu itu, masyarakat Arab sangat buruk perilakunya. Mereka adalah masyarakat yang hidup tanpa mengenal akhlak yang baik. Mereka hidup saling bermusuhan, berperang, mencuri, merampok. Tidak ada keadilan, tiada kejujuran. Hukum yang ada hanyalah hukum rimba; siapa yang kuat, dialah yang akan berkuasa.
Rasulullah diutus untuk memperbaiki akhlak mereka. Dengan petunjuk dari Al-Qur‘an dan contoh-contoh perilaku dari Rasulullah. Sehingga, orang-orang Islam tumbuh menjadi masyarakat yang berakhlak mulia, dan dipuji Allah sebagai umat yang terbaik.
Lihatlah kakak-kakak yang baru saja merayakan kelulusan sekolahnya dengan hura-hura! Mestinya mereka bersyukur karena berhasil lulus ujian. Tapi, mereka malah hura-hura tidak karuan.
Adik-adik, memiliki akhlak yang baik itu sangat penting. Ingatlah, orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Betul, betul, betul?
Iman seseorang tidaklah tetap. Kadang naik, terkadang turun. Iman akan naik jika kita taat menjalankan perintah Allah. Banyak beramal shalih dan berakhlak mulia, dari mulai bangun tidur hingga akan tidur lagi. Sedangkan iman akan menurun saat bermaksiat, meninggalkan ketaatan, malas beribadah, dan meninggalkan akhlak baiknya.
Yuk, kita kuatkan dan sempurnakan iman dengan berakhlak mulia! Para ulama yang shalih menyebutkan ciri-ciri akhlak baik dan mulia, misalnya; memiliki rasa malu, sedikit berbuat salah dan banyak berbuat kebaikan, benar ucapannya dan tidak banyak bicara, selalu beramal shalih, bergaul dengan baik, menghormati orang lain, bersikap sabar, banyak berterima kasih, ikhlas, gemar bersedekah, mampu menahan diri, tidak suka mengutuk dan mencela, tidak memaki dan mengumpat, tidak mendendam, selalu manis muka dan ceria, cinta dan benci karena Allah, rela dan marah pun karena Allah.
Kesemua sifat yang baik ini ada pada sosok manusia agung panutan kita semua, lho! Siapa lagi kalau bukan nabiyullah Muhammad shalallahu alaihi wa sallam.
sumber: adzkia
