Pahala yang Tidak Pernah Habis
Allah
memberi kita nikmat umur, agar kita memiliki kesempatan beramal shalih
dan menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama. Karena umur kita
terbatas, gunakan kesempatan itu dengan baik supaya kita tidak menyesal
di akherat kelak.
Kesempatan manusia beramal shalih terbatas hanya pada saat hidup di
dunia. Setelah meninggal, ia tidak bisa lagi menambah amalnya. Namun,
ada beberapa amal ibadah yang pahalanya terus mengalir, meskipun orang
yang melakukannya telah tiada.
Amalan-amalan tersebut dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dalam haditsnya,
إِذَا مَاتَ اِبْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
“Jika anak keturunan adam meninggal dunia, amalnya terputus.
Kecuali tiga; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang
mendoakan (kedua orang tuanya).” (HR. Ibnu Majah).
ILMU YANG BERMANFAAT
Ilmu yang bermanfaat yaitu ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada orang lain. Misalnya, pak guru yang mengajarkan ilmu membaca dan menulis angka dan huruf atau ustadz yang mengajarkan ilmu baca tulis al-quran. Mereka adalah orang yang sangat berjasa dengan membagikan ilmunya kepada orang lain. Sehingga, lewat perantaraan mereka kita dapat menjadi anak yang pintar. Tahukah kamu, setiap kali kita menggunakan ilmu kita atau mengajarkannya kepada orang lain, pak guru juga mendapat pahala. Begitu pula tiap membaca al-quran, bukan hanya kita yang mendapat pahala. Ustadz yang mengajari kita tetap mendapat pahala yang sama. Inilah bukti bahwa Allah maha pemurah bagi hamba-Nya.
Ilmu yang bermanfaat yaitu ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada orang lain. Misalnya, pak guru yang mengajarkan ilmu membaca dan menulis angka dan huruf atau ustadz yang mengajarkan ilmu baca tulis al-quran. Mereka adalah orang yang sangat berjasa dengan membagikan ilmunya kepada orang lain. Sehingga, lewat perantaraan mereka kita dapat menjadi anak yang pintar. Tahukah kamu, setiap kali kita menggunakan ilmu kita atau mengajarkannya kepada orang lain, pak guru juga mendapat pahala. Begitu pula tiap membaca al-quran, bukan hanya kita yang mendapat pahala. Ustadz yang mengajari kita tetap mendapat pahala yang sama. Inilah bukti bahwa Allah maha pemurah bagi hamba-Nya.
ANAK SHALIH YANG MENDOAKAN KEDUA ORANG TUA
Semua orang tua bangga memiliki anak shalih. Karena anak yang shalih selalu selalu berbakti kepada orang tuanya, meskipun mereka telah tiada. Cara kita berbakti kepada bapak-ibu yaitu dengan bersikap sopan, berbicara yang halus dan tidak membentak, mendoakan mereka supaya Allah memudahkan urusannya dan memintakan ampunan kepada Allah untuk mereka. Karena itu, jadilah anak shalih agar orang tua kalian terus diberi pahala dan hidup bahagia di dunia dan akherat.
Semua orang tua bangga memiliki anak shalih. Karena anak yang shalih selalu selalu berbakti kepada orang tuanya, meskipun mereka telah tiada. Cara kita berbakti kepada bapak-ibu yaitu dengan bersikap sopan, berbicara yang halus dan tidak membentak, mendoakan mereka supaya Allah memudahkan urusannya dan memintakan ampunan kepada Allah untuk mereka. Karena itu, jadilah anak shalih agar orang tua kalian terus diberi pahala dan hidup bahagia di dunia dan akherat.
SEDEKAH JARIYAH
Sedekah jariyah ialah memberikan sesuatu untuk kepentingan umum. Misalnya, mewakafkan tanah untuk pembangunan masjid atau jalan, menanam pohon dan membuat sumur. Selama masjid dan jalan tersebut digunakan orang lain, si penyumbang mendapat pahala dari Allah. Semakin banyak yang memanfaarkan, semakin banyak pula pahala yang didapatkan.
Sedekah jariyah ialah memberikan sesuatu untuk kepentingan umum. Misalnya, mewakafkan tanah untuk pembangunan masjid atau jalan, menanam pohon dan membuat sumur. Selama masjid dan jalan tersebut digunakan orang lain, si penyumbang mendapat pahala dari Allah. Semakin banyak yang memanfaarkan, semakin banyak pula pahala yang didapatkan.
Para sahabat Nabi gemar bersedekah jariyah. Menurut cerita, pada
zaman dahulu ada seorang yahudi di Madinah yang memiliki sumur. Setiap
orang harus membayar jika ingin mengambil airnya. Pada musim kemarau,
banyak sumur mengering dan air menjadi sulit didapatkan. Akhirya,
sahabat Usman bin Affan membeli sumur tersebut dengan harga mahal. Lalu,
beliau sedekahkan sumur itu untuk kaum muslimin. Semua orang boleh
mengambil airnya tanpa perlu membeli.