Qadha’ dan Fidyah
Puasa Ramadhan adalah ibadah yang dilaksanakan seluruh umat Islam dengan penuh suka cita. Hukumnya fardhu ‘ain
atau wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh. Bagaimana jika kita
sakit atau bepergian jauh pada bulan Ramadhan? Masihkah kita wajib
berpuasa?
Teman-teman, Islam adalah agama yang mudah. Karenanya, Islam memberi
keringanan bagi orang yang tidak mampu menjalankan puasa. Keringanan
tersebut berupa qadha’ dan fidyah.
Qadha’ adalah mengganti puasa pada hari lain di luar bulan. Qadha’
boleh dikerjakan kapan saja, asalkan, tidak dikerjakan di dua hari raya
atau hari tasyriq. Qadha’ dianjurkan sudah dikerjakan sebelum datangnya
Ramadhan tahun berikutnya. Puasa qadha’ hukumnya juga wajib.
Sedangkan, fidyah berarti memberi makan orang miskin sebagai
pengganti puasa. Fidyah diberikan dalam bentuk makanan pokok sehari-hari
kepada satu orang miskin. Jumlahnya sebanyak ½ sha’ atau +14 ons
makanan.
Namun, tidak semua orang boleh mengqadha’ puasa atau menggantinya
dengan fidyah. Hanya orang-orang tertentu yang dibolehkan. Siapa saja
mereka?
1. Orang Tua Lanjut Usia
Usia lanjut menyebabkan badan menjadi lemah dan sering sakit-sakitan.
Karena itu Islam memberi mereka rukhsah (keringanan). Para lansia atau
orang lanjut usia boleh tidak berpuasa. Sebagai gantinya, mereka wajib
membayar fidyah.
2. Ibu Hamil atau Menyusui
Seorang ibu hamil mendapat keringanan dalam berpuasa. Juga wanita
yang sedang menyusui, yang khawatir akan berpengaruh terhadap
perkembangan balitanya. Ia boleh tidak berpuasa dan menggantinya
dengan fidyah.
3. Orang yang sedang Sakit
Orang yang sedang menderita sakit boleh meninggalkan puasanya.
Apalagi sjika akitnya dikhawatirkan bisa bertambah parah jika si dia
tetap berpuasa. Sebagai gantinya, dia harus mengganti puasanya pada
waktu lain (qadha’). Namun, jika sakitnya tidak bisa disembuhkan dan
menyebabkan kematian, dia wajib membayar fidyah.
4. Orang yang sedang Bepergian Jauh
Keringanan untuk musafir adalah qadha’. Berdasarkan firman Allah berikut ini:
“Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)