Saat Amal Perbuatan Ditimbang

Teman-teman, kita tahu bahwa setiap amal perbuatan kita dicatat oleh malaikat. Dan kelak di akhirat, catatan itu akan diberikan kepada kita. Setelah itu, amal perbuatan kita akan ditimbang. Siapa yang amal baiknya lebih berat, ia akan selamat. Sedangkan yang amal buruknya lebih berat akan celaka.
Kita wajib mengimani dan meyakini adanya timbangan amal ini. Allah berfirman dalam Al-Quran:
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَاحَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (QS. Al-Anbiyaa’: 47)
Timbangan itu sangat teliti. Tidak ada satu pun amal manusia  yang lolos dari timbangannya, meski amal tersebut amal kecil dan remeh. Karena semua amal perbuatan akan diberi balasan oleh Allah. Amal baik akan berbalas surga, amal buruk berbalas siksa dan neraka.
Bagaimana bentuk timbangan di akhirat?
Al-Quran dan Hadits menyebutkan bahwa timbangan amal itu disebut Al-Mizan yang terdiri dari dua piringan. Satu piringan untuk meletakkan amal kebaikan, satunya lagi untuk keburukan. Bagaimana persisnya wujud timbangan itu, hanya Allah yang tahu. Kita hanya bisa menyaksikannya kelak jika kiamat sudah dibangkitkan.
***
Eh, teman-teman, ada lho amal amal kebaikan apa yang paling berat timbangannya. Ya, dalam sebuah hadits disebutkan, amal yang paling timbangannya adalah mengucapkan dua kalimat syahadat. Asyhadu alla ilaha illalah wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah, yang artinya ‘Aku bersaksi tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah’. Sudah hafal, kan? Nah, itulah kalimat kalimat yang akan memperberat timbangan amal kebaikan.
Makanya, hendaklah kita banyak membaca kalimat syahadat sehabis shalat atau kapan pun. Selanjutnya, kita juga harus menjalankan ibadah yang lain seperti shalat, puasa, sedekah dan berbuat baik kepada orang tua dan orang lain.
Sebab, jika cuma mengucapkan kalimat syahadat tapi enggan shalat, puasa, mengaji, dan amal kebaikan lainnya, maka tak benar. Kita harus memperbanyak kebaikan, agar timbangan kebaikan kita di akhirat kelak lebih berat dari timbangan keburukan.
***
Ada sebuah cerita, nih! Kelak, ada seorang lelaki yang berbadan tinggi besar. Tapi ketika amalnya ditimbang, kebaikannya sangat sedikit dan keburukannya sangat banyak. Sebaliknya, ada seorang shahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Mas’ud atau yang dikenal dengan Ibnu Mas’ud yang bertubuh kecil dan kurus. Betis beliau sangat kecil.  Nabi bersabda, kelak di hari penimbangan amal, betis beliau itu akan lebih berat dari gunung Uhud! Subhanallah…. Itu karena Ibnu Masud banyak memiliki kebaikan. Sehingga, meskipun tubuh beliau kurus dan kecil, akan tetapi di sisi Allah, beliau adalah orang yang mulia.
Yup! Sampai di sini dulu ya… kita berdoa semoga kita bisa memperbanyak kebaikan agar timbangan kebaikan kita lebih berat dari timbangan keburukan dan kita bisa selamat dan masuk surga. Amin……….!!

Kategori: , ,

Tinggalkan komentar!